Jumat, 26 Desember 2008

DAVID ARCHULETA PROFILE

David Archuleta is not only favored by the American Idol judges, but is developing a large group of fans from watchers all over America. His past two performances have been coined as the "best of the night" by all three judges. Fans seem to be smitten with his beautiful vocals, mature sound, and his big heart.

At only 17, he has blown away viewers, but not only with his powerful singing voice. Viewers can see something else in David; he has the ability to draw people in with his charisma and passion for singing.

Paula even admitted that she wanted a miniature version of him to dangle from her rear view mirror. It created quite the laugh among the crowd, but who could deny they didn't feel the same way? Although, I'm sure younger viewers than myself, feel that they can relate to him and I can see the possibility of many girls swooning at the sight of him.

David Archuleta's hometown is in Murray, UT and from the weekly interview on AmericanIdol.com we find that David is half-Honduran and actually visited Honduras a few years ago with his family. While he was there he sang at Carnaval. During his performance his voice gave out and his mother stepped on stage to finish the song for him; he says this was his most embarrassing moment.

David has been singing since he was 7 and has had the opportunity to participate in voice lessons since he was 12. On top of lessons he has the experience of singing in front of large groups, as mentioned above. He also sang for the 1st season of American Idol contestants in the lobby of a hotel as well as for a fire department in New York who lost 14 members on 9/11.

Does his voice lessons and stage performance experience give him an advantage? I don't think it necessarily does, there are other contestants who have been band members and received voice lessons as well. I personally believe he is the best contestant by far as of now.

Kamis, 25 Desember 2008

sejarah sastra indonesia

Secara metode penyampaian sastra Indonesia terbagi atas 2 bagian besar, yaitu:

Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:

  • Pujangga Lama
  • Sastra "Melayu Lama"
  • Angkatan Balai Pustaka
  • Pujangga Baru
  • Angkatan '45
  • Angkatan 50-an
  • Angkatan 66-70-an
  • Dasawarsa 80-an
  • Angkatan Reformasi

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Pujangga Lama

Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di Indonesia di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat.

[sunting] Karya Sastra Pujangga Lama

  • dan berbagai Sejarah, Hikayat, dan Syair lainnya

[sunting] Sastra "Melayu Lama"

Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Padang dan daerah sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.

[sunting] Karya Sastra "Melayu Lama"

[sunting] Angkatan Balai Pustaka

Karya sastra di Indonesia sejak tahun 1920 - 1950, yang dipelopori oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.

Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak dan bahasa Madura.

[sunting] Pengarang dan karya sastra Angkatan Balai Pustaka

Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai Raja Pengarang Bali Pustaka oleh sebab banyaknya karya tulisnya pada masa tersebut.

[sunting] Pujangga Baru

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis menjadi "bapak" sastra modern Indonesia.

Pada masa itu, terbit pula majalah "Poedjangga Baroe" yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana dkk. Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu 1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah dan; 2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.

[sunting] Penulis dan karya sastra Pujangga Baru

[sunting] Angkatan '45

Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik - idealistik.

[sunting] Penulis dan karya sastra Angkatan '45

[sunting] Angkatan 50-an

Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.

Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.

[sunting] Penulis dan karya sastra Angkatan 50-60-an

Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada akhir dekade 80-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.

  • dan banyak lagi karya sastra lainnya

[sunting] Angkatan 66-70-an

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra, munculnya karya sastra beraliran surrealistik, arus kesadaran, arketip, absurd, dll pada masa angkatan ini di Indonesia. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya karya sastra pada masa angkatan ini. Sastrawan pada akhir angkatan yang lalu termasuk juga dalam kelompok ini seperti Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.

Seorang sastrawan pada angkatan 50-60-an yang mendapat tempat pada angkatan ini adalah Iwan Simatupang. Pada masanya, karya sastranya berupa novel, cerpen dan drama kurang mendapat perhatian bahkan sering menimbulkan kesalah-pahaman; ia lahir mendahului jamannya.

Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer, Akhudiat, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail dan banyak lagi yang lainnya.

[sunting] Karya Sastra Angkatan '66

dan masih banyak lagi yang lainnya.

[sunting] Dasawarsa 80-an

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Majalah Horison tidak ada lagi, karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.

Beberapa sastrawan yang dapat mewakili Angkatan dekade 80-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie alm, Micky HIdayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani alm, dan Tajuddin Noor Ganie.

Karya Sastra Angkatan Dasawarsa 80-an

Antara lain adalah:

Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad 19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 80-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.

Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 80-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop (tetapi tetap sah disebut sastra, jika sastra dianggap sebagai salah satu alat komunikasi), yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman dengan Serial Lupus-nya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih "berat".

Budaya barat dan konflik-konfliknya sebagai tema utama cerita terus mempengaruhi sastra Indonesia sampai tahun 2000.

Sastrawan Angkatan Reformasi

Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang Sastrawan Angkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. Di rubrik sastra Harian Republika, misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.

Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatar belakangi kelahiran karya-karya sastra -- puisi, cerpen, dan novel -- pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda dan Acep Zamzam Noer,*Hartono Benny Hidayat, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

[sunting] Sastrawan Angkatan 2000-an

Setelah wacana tentang lahirnya Sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki 'juru bicara', Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya Sastrawan Angkatan 2000. Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta, tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami, dan Dorothea Rosa Herliany.

Pemilihan Duta Baca

Anak dan Remaja Indonesia

Tahun 2009

pemilihan duta baca maret 2009


Latar Belakang

Klub Perpustakaan Indonesia (KPI) sebuah organisasi sosial kemasyarakatan yang mengemban misi ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui buku, perpustakaan dan kampanye gemar baca tulis serta mempunyai visi mewujudkan masyarakat yang cerdas berwawasan luas melalui membaca, buku dan perpustakaan, pada tahun 2009 akan menyelenggarakan Pemilihan Duta Baca Anak dan Remaja Indonesia.
Selama 15 tahun berturut-turut dan berkesinam-bungan KPI telah menyelenggarakan Lomba Nasional Gemar Baca-Tulis dari tingkat SD, SLTP, SLTA sampai dengan Perguruan Tinggi dengan hasil yang cukup menggembirakan. Berbeda dengan kebiasaan menye-lenggarakan lomba, pada tahun 2009 KPI ingin menjaring anak dan remaja Indonesia untuk menjadi duta baca yang dapat mempengaruhi dan memberi contoh bagi teman-teman dan lingkungannya agar mereka mempunyai gaya hidup membaca dan menulis.
Menurut KPI untuk dapat mewujudkan generasi muda yang berbudaya baca diperlukan pula idola, ikon yang berusia muda yang dapat menjadi contoh panutan dan keteladanan. Itulah salah satu alasan mengapa kali ini KPI menyelenggarakan Pemilihan Duta Baca Anak dan Remaja Indonesia.

Maksud dan Tujuan

Maksud

Menggali potensi anak dan remaja Indonesia dalam mempengaruhi teman & lingkungannya agar gemar membaca dan menulis sehingga budaya baca tulis menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia.

Tujuan

1. Membangun gaya hidup baca-tulis anak bangsa.
2. Membangkitkan gairah membaca-menulis generasi muda.

T e m a

Pemilihan Duta Baca Anak dan Remaja membangkitkan gairah membaca-menulis generasi muda Indonesia.

Waktu Penyelenggaraan
Agustus 2008 – Maret 2009

Duta Baca Anak Indonesia Tahun 2009

Persyaratan Umum
1. Laki-laki/Perempuan usia 9 s.d 13 tahun
2. Hobi membaca dan menulis serta memiliki pengetahuan mengenai berbagai buku bacaan sesuai dengan usia dan pendidikannya
3. Menjadi anggota sebuah perpustakaan
4. Mempunyai bakat kepemimpinan
5. Berani pidato di depan umum
6. Memiliki kemampuan yang menonjol di dalam dan di luar sekolah
7. Nilai raport di atas rata-rata kelas
8. Berkepribadian menarik dan komunikatif
Persyaratan Khusus
Peserta selain memenuhi persyaratan umum di atas wajib melampirkan Sinopsis/ringkasan dari 2 (dua) judul buku fiksi dan 1 (satu) judul buku non fiksi. Judul buku bebas, panjang ketikan bebas, diketik 1 1/2 spasi, data bibliografi buku yang dibuat sinopsisnya (JUDUL, Penerbit, t.terbit dsb) dicantumkan.
Tata Cara Pendaftaran Peserta dan Kelengkapannya
1. Pendaftaran peserta dapat melalui sekolah dan perpustakaan umum daerah setempat.
2. Pendaftaran dilakukan dengan cara :
a. Mengisi formulir pendaftaran (disisipkan di leaflet)
b. Melampirkan naskah sinopsis dari 3 judul buku, 2 fiksi dan 1 non fiksi
c. Menyertakan foto ukuran 4 x 6 (2 lembar)
d. Mengirimkan biaya pendaftaran sebesar Rp.35.000,- (tiga puluh lima ribu rupiah) melalui wesel ke Panitia pemilihan Duta Baca Anak dan Remaja Indonesia Tahun 2009, atau transfer ke Bank Mandiri Cab. Wisma Alia No. Rek 123-008.600.5578
e. Formulir Pendaftaran dan naskah sinopsis, foto serta bukti pengiriman biaya pendaftaran dan lain-lain yang diperlukan dimasukkan ke amplop dikirim ke panitia pemilihan Duta Baca Anak dan Remaja Indonesia paling lambat 31 desember 2008 (cap pos), dialamatkan ke :
Sekretariat Klub Perpustakaan Indonesia (KPI-Pusat)
Gedung Balai Pustaka Lt.4, Jl. Gunung Sahari Raya No.4, Jakarta Pusat 10710

Duta Baca Remaja Indonesia Tahun 2009

Persyaratan Umum
1. Laki-laki/Perempuan usia 14 s.d 18 tahun
2. Hobi membaca dan menulis serta memiliki pengetahuan mengenai berbagai buku bacaan sesuai dengan usia dan pendidikannya.
3. Menjadi anggota sebuah perpustakaan
4. Mempunyai bakat Kepemimpinan
5. Berani pidato di depan umum
6. Memiliki kemampuan yang menonjol di dalam dan di luar sekolah
7. Nilai raport terakhir diatas rata-rata kelas
8. Berkepribadian menarik dan komunikatif
Persyaratan Khusus
Peserta selain memenuhi persyaratan umum di atas wajib melampirkan Resensi dari 2 (dua) judul buku fiksi dan 1 (satu) judul buku non fiksi. Judul buku bebas, panjang ketikan bebas, diketik 1 1/2 spasi, data bibliografi buku yang dibuat resensinya dicantumkan.
Tata Cara Pendaftaran Peserta dan Kelengkapannya
1. Pendaftaran peserta dapat melalui sekolah, perguruan tinggi atau perpustakaan umum daerah setempat.
2. Pendaftaran dilakukan dengan cara :
a. Mengisi formulir pendaftaran (disisipkan di leaflet)
b. Melampirkan naskah resensi dari 3 judul buku, 2 fiksi dan 1 non fiksi
c. Menyertakan foto ukuran 4 x 6 (2 lembar)
d. Mengirimkan biaya pendaftaran sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) melalui wesel ke panitia pemilihan Duta Baca Anak dan Remaja Indonesia Tahun 2009, atau transfer ke Bank Mandiri Cab. Wisma Alia No. Rek 123-008.600.5578
e. Formulir pendaftaran dan naskah resensi, foto serta bukti pengiriman biaya pendaftaran dan lain-lain yang diperlukan dimasukkan ke amplop dikirim ke panitia pemilihan Duta Baca Anak dan Remaja Indonesia paling lambat 31 desember 2008 (cap pos), dialamatkan ke :
Sekretariat Klub Perpustakaan Indonesia (KPI-Pusat)
Gedung Balai Pustaka Lt.4, Jl. Gunung Sahari Raya No.4, Jakarta Pusat 10710

Batas Waktu Pendaftaran Peserta

Paling lambat tanggal 31 Desember 2008 (stempel pos), sudah diterima oleh Panitia ke alamat :
Sekretariat Klub Perpustakaan Indonesia (KPI-Pusat)
Gedung Balai Pustaka Lt.4
Jl. Gunung Sahari Raya No.4
Jakarta Pusat 10710
Telp. 021-98173480, 34832835 Fax:021-34832835
E-mail : kpi@indo.net.id

Pengumuman Calon Duta Baca

Peserta yang terpilih menjadi calon Duta Baca akan diberitahu melalui surat pada akhir bulan Januari 2009.
Calon Duta Baca yang merupakan wakil-wakil dari propinsi dan masuk nominasi akan diundang ke Jakarta pada bulan Maret 2009.

Penobatan Duta Baca

Penobatan Duta Baca akan dilaksanakan di Jakarta pada bulan Maret 2009 dan diliput oleh televisi.

Hadiah dan Kenang-kenangan

Uang jutaan rupiah, piala, sertifikat dan hadiah menarik lainnya akan diberikan kepada mereka yang terpilih menjadi Duta Baca Anak dan Duta Baca Remaja Indonesia.

Banjir di Bengkulu Akibat Kerusakan Lingkungan

Siaran Pers WALHI Bengkulu: Rabu, 24 Agustus 2005

Kepala Stasiun Klimatologi, Drs. Adjat Sudradjat, sebagaimana dilansir dalam sebuah harian lokal, mengatakan bahwa jika Samudera India terjadi tekanan rendah, maka Bengkulu akan mengalami hujan yang lebat. Bahkan, bisa disertai dengan petir dan badai. Curah hujan tinggi, seperti yang terjadi pada tanggal 21 Agustus lalu, mencapai 143 mm. Berdasarkan catatan pada sepuluh tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Agustus 1996, juga terjadi curah hujan tinggi hingga mencapai 151 mm. Selain rawan gempa dan tsunami, Bengkulu juga rawan hujan deras dan badai angin Puting Beliung.

Menurunnya daya dukung lingkungan untuk menetralisir perubahan cuaca telah mengakibatkan terjadinya banjir di Kota Bengkulu. Hujan deras lebih-kurang 24 jam dua hari yang lalu telah berakibat terendamnya ribuan rumah. Beberapa pihak terkait, seperti Pemerintah Kota (PEMKOT) mengatakan bahwa banjir tersebut disebabkan tersumbatnya saluran pembuangan air, berupa siring-siring (drainase), yang berada di kelurahan dan RT-RT dalam Kota Bengkulu. Di sisi lain, kenyataan menunjukkan bahwa bukan hanya tersumbatnya saluran air, yang menjadi penyebab utama banjir dadakan ini. Akan tetapi, lebih disebabkan oleh menurunnya kualitas daya dukung lingkungan.

Direktur Eksekutif WALHI Bengkulu, Ali Akbar, mengatakan bahwa alam memiliki mekanisme sendiri tentang keberadaan dan tingkah laku alaminya. Kapan akan hujan lebat dan kapan akan kekeringan. Untuk pengaturannya, alam memiliki satu tata air yang bisa menetralisir pelbagai akibat buruk yang ditimbulkannya. Jika salah satu rantai sistem tersebut terputus, maka berakibat pada terjadinya banjir atau kekeringan. Ketika daya dukung lingkungan dalam menyerap air hujan tidak berjalan baik, maka akan terjadi genangan permukaan, yang berujung pada kebanjiran.

Lebih lanjut dikatakannya, Kota Bengkulu merupakan daerah rendah dan menjadi tempat limpahan air dari daerah tinggi di sekitarnya. Daerah ini rawan banjir dan dapat mengalami banjir kiriman.

Jika terjadi hujan deras di daerah hulu, seperti di Taba Penanjung dan Kembang Seri, yang menjadi daerah ulu Sungai Bengkulu, maka Kota Bengkulu dapat mengalami banjir apalagi ditambah kota ini memiliki siklus curah hujan yang sangat tinggi.

Dengan demikian, selain membuat saluran pembuangan air yang baik, pemerintah daerah harus melihat permasalahan utama penyebab kebanjiran, yaitu kerusakan hutan pada daerah-daerah tangkapan air yang menjadi penyangga sistem tata air kota Bengkulu.

SUMBER VERIFIKASI
Pada tanggal 21 Agustus 2005, hujan yang berlangsung selama 24 jam mengakibatkan banjir besar di Kota Bengkulu. Akibatnya, 1532 rumah dan satu irigasi jebol. Ketinggian air rata-rata mencapai 0,5 – 1,2 cm.

Tabel I. Daerah yang Tergenang Air

No Nama Daerah Wilayah Tergenang Air Jumlah Rumah Terendam
1 Rawa Makmur RT. 02 dan 11 20 rumah
2 Kampung Kelawi RT. 02 dan 03 30 rumah
3 Sukamerindu RT. 04 10 rumah
4 Tanjung Agung RT. 02, 08, dan 09 160 rumah
5 Sawah Lebar Baru RT. 14 10 rumah
6 Kawasan Tanah Patah - 100 rumah
7 Lempuing Semua RT 800 rumah
8 Jalan Flamboyan - 10 rumah
9 Penurunan RT. 01 10 rumah
10 Belakang Pondok RT. 08, 09, dan 10 50 rumah
11 Kebun Tebeng - 100 rumah
12 Dusun Besar RT. 26 20 rumah
13 Lingkar Barat RT. 10 dan 16 20 rumah
14 Jalan Gedang RT. 08 15 rumah
15 Anggut Bawah - 10 rumah
16 Kebun Beler RT. 08 dan 11 20 rumah
17 Kebun Kenanga - 12 rumah
18 Nusa Indah RT. 01 dan 04 50 rumah
19 Bentiring Permai - 5 rumah
20 Pantai Panjang - 2 Cottage
21 Kelurahan Panorama dan Dusun Besar - 300 ha sawah terendam dan satu irigasi jebol
Sumber: Data WALHI Bengkulu, Agustus 2005